Makanan, Minuman, dan Cemilan Khas Jepara


Makanan Khas Jepara
Pindang Serani
Makanan khas dari jepara adalah pindang serani. Pada gambar di atas ditunjukkan pada nomor 1.  pindang serani ini biasanya menggunakan ikan bandeng sebagai bahan utamanya. Kuahnya yang bening terasa segar sekali di mulut. Lebih nikmat lagi jika disantap saat masih hangat. Pindang serani ini biasa terdapat di restoran tradisional yang ada di Jepara. Masakan pindang serani juga sudah menyebar ke seluruh plosok pulau jawa dan bisa ditemukan juga di rumah makan yang menyajikan menu masakan Jawa.

Makanan khas Jepara berikutnya adalah orog-orong. Makanan ini nyaris tidak bisa ditemukan selain di kota asalnya yaitu jepara. Makanan ini sudah populer sejak era gerakan tiga puluh September atau biasa disebut dengan “Gestapu”  Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada masa itu orog-orog  merupakan salah satu kekayaan kuliner yang dimiliki oleh kota kelahiran R.A Kartini.

Horog-Horog
Horog-horog merupakan sejenis nasi hasil olahan dari bahan tepung aren. Pada gambar diatas ditunjukan pada nomor 2. Cara pembuatannya memang lumayan rumit dan memakan waktu yang cukup lama yakni hingga dua hari dua malam.

Diawali dengan pencucian tepung aren, pengeringan dibantu dengan taburan abu diatas adonan, pengerukan kemudian digoreng tanpa minyak. Selanjutnya, proses berikutnya merupakan pengulangan dari proses yang telah dilakukan sebelumnya. Pengulangan yang dilakukan selama dua kali pengukusan itu agar hasilnya terasa kenyal jika dimakan. Agar hasilnya terasa lebih lezat hanya cukup ditambahkan garam secukupnya.


Konon menurut legenda kemampuan yang dimiliki oleh pembuat horog-horog belum tentu bisa menghasilkan produk yang enak dinikmati. Sebab, lezat atau tidaknya hasil bergantung pada hati yang membuat. Keikhlasan hati pembuat horog-horog sangat menentukan kualitas produk sementara jika si pembuat sedang kesal atau marah maka produknya menjadi gagal.

Selain itu, pembuat juga harus bersih diri. Pembuat horog-horog hendaknya bersih secara fisik, khususnya tangan. Jika tangan masih menyisakan bau amis dan memaksakan untuk mengolahnya maka hasilnya akan cepat membusuk.

Kini, makanan yang bentuknya seperti busa steorofom yang kenyal dengan rasanya sedikit asin itu makin lama makin langka. Meski langka tetapi masih mudah untuk mendapatkannya. Jika anda adalah pelaku wisata kuliner mesti mencobanya. Sebab makanan itu di jual di pasar juga di warung.

Dengan mengeluarkan duit Rp.5.000 anda bisa mendapatkannya dengan wadah besar. Untuk ukuran yang kecil cukup dengan Rp.3.000. Adapula yang dibungkus dengan daun jati maupun dengan daun pisang dengan harga Rp.500 hingga Rp.1.000. Horog-horog enak dimakan dengan sambal pedas dicampur dengan kecap maupun saus. Enak juga jika dicampur dengan bakso maupun gado-gado. 


Minuman Khas Jepara
Adon-Adon Coro
Pada gambar diatas ditunjukkan oleh nomor 3. Minuman adon-adon coro ini sangat nikmat apalagi bila disajikan dalam keadaan hangat. Selain nikmat minuman ini juga berkhasiat karena ramuannya mengandung jahe dan rempah. Selain jahe dan rempah, ada irisan kecil-kecil buah kelapa muda dan santan, sedangkan rasa manisnya diperoleh dari gula jawa/merah.

Jika ingin mencobanya silahkan datang ke Jepara ke warung-warung tradisional. Minuman adon-adon coro ini akan lebih mudah didapatka jika waktu sudah sore atau amalam hari. Pedagang biasanya menjual minuman ini di pinggir jalan, alun-alun atau di blakang Shoping Center Jepara (SCJ).

Cemilan Khas Jepara
Kacang Listrik
Kacang listrik adalah cemilan khas Jepara. Gambar 4. Karena untuk memanggangnya bisa juga menggunakan oven makan kacang listrik ini juga dikenal sebagai kacang oven. Kacang ini sudah menyebar kepenjuru Indonesia terutama pulau Jawa. 

Pada mulanya cara memasak kacang listrik ini adalah dengan menyiapkan biji kacang yang masih terbungkus kulit ari kemudian diberi bumbu bawang putih dan garam lalu dikeringkan (diangin-angin). Kemudian digoreng dengan pasir putih sampai masak. Setelah itu, kacang dituang ke pasir setelah pasir dalam keadaan panas.

Durian Petruk Jepara
Asal nama Durian Petruk berasal dari pemilik alias penemu Durian Petruk yaitu Pak Petruk yang tinggal di Dukuh Randusari, Desa Tahunan Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara, Karena nama penemunya Pak Petruk maka dinamakan Durian Petruk.

Sentra penjualan durian di Jepara adalah Pasar Ngabul (7 km sebelum masuk kota Jepara dari arah Kudus). Tapi jika anda ingin menikmati buah durian sambil menikmati suasana pedesan, anda dapat membeli langsung kepada pemilik pohon yang tersebar hampir disemua desa di Kecamatan Tahunan, Bate Alit, Bate Gede, dan biasanya harganya lebih murah.

0 komentar:

Post a Comment

Recent Posts